BAB
I
PENGARUH
NILAI SAKRAL TERHADAP PELESTARIAN HUTAN
DI
KPH KALIBODRI KECAMATAN PEGANDON
KABUPATEN
KENDAL TAHUN 2014
(Studi
Kasus Pelestarian Hutan Jati di sekitar Gua Kukulan)
A.
Latar
Belakang Masalah
Keberadaan
kawasan hutan dikeramatkan hampir merata pada berbagai etnik nusantara.
Kelompok masyarakat mengakui adanya nilai – nilai tak terukur, nilai – nilai
magis dibalik fenomena alam hutan. Eksistensi kelompok masyarakat berkembang
mengikuti dua pola dasar. Pertama pola alamiah, dimana masyarakat berdasarkan
pengalamannya berinteraksi dengan lingkungannya, dan mereka mengakui adanya
kekuat yang mempengaruhi hidupnya. Kedua masyarakat local berinteraksi dengan
kelompok masyarakat pendatang, dan mereka mendapat pengetahuan tentang kekuatan
magis dalam kehidupannya memiliki landasan sistem norma. Eksistensi masyarakat
adat Desa Tenganan merupakan kombinasi keduanya.
Pemunculan
kawasan hutan dan berbagai pantangannya secara bertahap berwujud dalam bentuk
artefak kawasan. Perlindungan hutan sebaiknya dimantapkan melalui aturan
formal. Masyarakat bali memiliki perlindungan kawasan melalui sejarah yang
panjang karena pengaruh dan akulturasi kebudayaan hindu serta perkembangannya.
Pola pengkeramatan kawasan berlaku pada berbagai tingkatan wilayah sampai satuan
pulau dan tingkat pekarangan. Masyarakat adat
Desa Tenganan merupakan satu kelompok yang memiliki keunikan tradisi
perlindungan hutan. Keunikannya bertumpu pada kesederhanaan struktur
kelembagaan dan kekuatan memegang komitmen dan bertanggung jawab atas segala
tindakannya. Perlindungan kawasan hutan sebagai bentuk penghormatan terhadap
pelindung alam dan kemanusiaan.
Pada
zaman dahulu keberadaan hutan di Jatilawang Wonosari masih bisa dirasakan
masyarakat sekitar. Namun, dari tahun ke tahun semakin berkurang, hampir semua
tanaman jati ditebangi dan diganti dengan tanaman jagung. Hal ini sangatlah
berbeda dengan hutan yang berada di sekitar Gua Kukulan, masyarakat menganggap
ada nilai tertentu di Gua Kukulan sehingga masyarakat tidak berani menebangi pohon
– pohon di sekitar Gua Kukulan. Masyarakat beranggapan jika seorang menebang
pohon di sekitar Gua Kukulan akan terjadi sesuatu hal yang tidak lazim. Nilai
ini yang sering disebut dengan nilai sakral.